Stop loss pada Forex – apakah artinya?

Trading pada Forex adalah sebuah lingkup aktivitas. Setiap trader seharusnya tidak hanya dapat menghitung keuntungan, namun juga mempelajari untuk berhenti pada saatnya, menutup order dan menyelesaikan trading. Satu menit penundaan sering menyebabkan kerugian yang cukup serius.

Hal yang sangat penting adalah untuk berada di dekat komputer untuk mengendalikan proses trading tersebut (paling tidak, saat order dibuka). Kadangkala, hal ini tidak memungkinkan untuk dilakukan. Dalam kasus seperti ini, sebaiknya digunakan sebuah pending order, semacam stop loss atau order take profit (pengambilan keuntungan). Jangan lupa tentang celah waktu – pada situasi dimana Anda tidak mampu untuk menutup order tersebut (meskipun Anda berada dalam kondisi dapat mengendalikan situasi dan berada di dekat komputer). Di dalam situasi seperti ini, Anda tidak hanya dapat dapat kehilangan keuntungan, tapi juga dapat kehilangan uang Anda di rekening. Namun biasanya Anda dapat menghindari "kejutan" semacam ini jika Anda beraksi tepat waktu.

Jadi, apakah Stop Loss itu?

Pembatasan kerugian. Dalam banyak kasus, batasan dari Stop Loss adalah tidak lebih dari 10% dari nilai marjin setiap order. Jika sebuah perusahaan berorientasi pada pemula, maka batasan tersebut mungkin saja ditingkatkan hingga 15-20%. Namun demikian, fungsi utama dari order ini adalah untuk mengurangi kerugian dari seorang trader.

Stop-loss take-profit in MT4

Terlepas dari segala manfaat dari Stop Loss, banyak ahli yang tidak menggunakannya. Alasannya adalah, perbedaan pendapat tentang kemungkinan kerugian yang akan terjadi. Beberapa ahli yakin bahwa seluruh simpanan dari seorang trader akan terkuras dengan penggunaan Stop Loss. Pihak lain berpendapat, bahwa tanpa Stop Loss, tren biasanya tidak berbalik dan harga akan "menghabisi" simpanan tersebut. Perlu dicatat, bahwa dalam kasus pertama, Anda dapat menghindari kerugian, jika Anda menunggu hingga harga kembali ke tingkatan sebelumnya. Pendapat-pendapat ini berbeda-beda sebagaimana hasil dari sebuah trading.

Bagaimanapun juga, kita tidak dapat mengesampingkan sudut pandang manapun. Anda dapat bekerja dengan menggunakan Stop Loss, sebagaimana Anda juga dapat bekerja tanpa menggunakannya. Tapi dalam banyak kasus, penempatan Stop Loss adalah suatu hal yang diakui. Untuk membuktikannya, kita dapat mengatakan bahwa hal tersebut sangat populer di kalangan para trader yang berpengalaman. Kesuksesan dari sebuah transaksi dalam banyak kasus, tergantung dari besarnya jumlah dari instrumen trading. Anda dapat menetapkan batasan dalam 10 poin atau kehilangan seluruh simpanan, atau sebagian. Atau Anda dapat membuat order tersebut dalam tingkatan 150-200 poin. Anda harus mempertimbangkan, bahwa penempatan Stop Loss harus bergantung pada jumlah simpanan dan satuan lot yang dipilih.

Bayangkan suatu situasi pada umumnya: seorang trader memiliki sekitar USD 1.000 di rekeningnya. Sedangkan volume ordernya adalah 1 lot, Stop Loss ditentukan pada 50 poin dan Take Profit ditentukan pada 100 poin, yang mana hal ini dapat dikatakan dengan probabilitas tinggi, akan hilangnya bagian yang lebih besar dari simpanan. Jika Stop Loss ditempatkan di tingkatan 300 poin dari tingkatan harga tertinggi dan terendah dalam grafik mingguan, maka keuntungan dapat ditingkatkan secara nyata. Di mana, kemungkinan untuk order tersebut ditutup pada Stop Loss adalah minimal.

Jadi, bagaimana aturan penempatan Stop Loss?

Rekomendasi dasar:
  • Stop Loss harus berada pada tingkatan yang lebih rendah dari posisi yang dibuka, jika ini adalah sebuah order beli. Tujuannya sama – untuk meminimalisasikan probabilitas akan kerugian dan meningkatkan probabilitas dalam menyelamatkan simpanan jika seandainya ada penurunan tajam dari harga penawaran.
  • Stop Loss harus melampaui tingkatan di mana order dibuka, jika ini adalah sebuah order jual. Dalam kasus ini, kerugian akan menjadi minimal, jika harga mengalami kenaikan. Ada beberapa trader yang mencoba untuk memindahkan peletakan Stop Loss, dengan harapan bahwa harga akan berbalik. Ini bukanlah ide yang baik, karena 50% dari kasus seperti ini, menyebabkan kerugian yang lebih tinggi.
  • Menggunakan satu jenis khusus dari Stop Loss – Trailing Stop. Fungsi ini membantu untuk memindahkan batasan dari Stop Loss setelah pasar bergerak. Batasan tersebut berubah secara otomatis, saat pasar bergerak lebih dari 15 poin ke arah yang diharapkan. Di mana, jika Trailing Stop bekerja paling tidak untuk satu kali, trader akan mendapatkan keuntungannya. Dan pada kasus pembalikan arah harga, trader tidak akan kehilangan keuntungannya dan akan ditentukan pada tingkatan Trailing Stop yang terakhir.
  • Stop Loss mungkin tidak dapat dipergunakan dengan strategi scalping. Karena dalam kasus ini, waktu yang dipergunakan untuk penempatannya, bisa mempengaruhi keuntungan secara negatif.

Di dalam kasus apapun, kita perlu menggunakan Stop Loss, karena hanya dengan bantuan instrumen inilah kita dapat mengamankan simpanan kita. Tentu saja, Anda harus mengetahui bagaimana cara penggunaanya, jika tidak, hasilnya akan menjadi kebalikannya.

oleh JustMarkets, 05/08/2017

Artikel Terakhir
Semua Artikel